Senin, 13 September 2010

PERSPEKTIF KEHIDUPAN

Penelitian “Rasa Gembira”

Psikologi positif (positive psychology) adalah sebuah ilmu psikologi yang baru, dikembangkan oleh profesor ilmu jiwa Martin Seligman dari University of Pennsylvania pada tahun 1998. Tujuannya adalah meneliti bagaimana bahagianya hidup, sukses dan berarti. Jadi, psikologi positif mungkin juga dapat disingkat “ilmu bahagia”. Soal pertama yang harus dijawab dalam psikologi positif adalah apa yang paling membuat kita merasa gembira? Hasil penelitian mungkin akan membuat kita terkejut. Ternyata pengaruh bantuan dana, pendidikan dan masa muda terhadap rasa bahagia sangat terbatas. Dampak perkawinan juga menunjukkan setengah baik dan separo buruk. Justru keyakinan beragama, persahabatan dan cinta kasih keluarga baru lebih bisa membuat kita gembira dibandingkan ha-hal lainnya yang bersifat material.

Hasil penelitan profesor psikologi Edward Diener dari Universitas Illinois mendapati, asalkan kebutuhan hidup pokok tercukupi, pendapatan tambahan tidak bisa mendatangkan seberapa besar kegembiraan. Pendidikan yang baik dan inteligensi tinggi juga tidak banyak membantu meningkatkan kegembiraan. Muda belia juga tidak menjamin akan gembira. Sebuah hasil survei dari dinas pengawasan penyakit Amerika menunjukkan, bahwa waktu perasaan kecewa anak muda yang berusia antara 20-24 tahun lebih lama dibanding orang tua yang berusia 65-74 tahun.

Selain itu, keyakinan beragama memang benar-benar dapat membangkitkan suasana hati, namun, sulit untuk dipastikan apakah itu efek dari Sang Pencipta atau kelompok agama. Cinta kasih keluarga dan persahabatan juga bisa mendatangkan kegembiraan. Sebuah hasil penelitian Diener dan Seligman menunjukkan, bahwa di antara mahasiswa yang ikut meneliti, 10 persen mahasiswa yang paling gembira dan tidak merasa cemas, ciri umum yang nyata pada mereka adalah memiliki teman dan keluarga yang akrab, dan menghabiskan waktu bersama mereka.

Hasil kesimpulan Diener menyebutkan bahwa jika ingin kegembiraan, maka harus memelihara teknik pergaulan sosial, membangun hubungan pergaulan yang akrab dengan dukungan sosial. Dalam sebuah buku Authentic Happiness (kegembiraan yang sesungguhnya), Seligman menyebutkan, bahwa gembira dibentuk dari 3 unsur pokok yakni menikmati kesenangan (wajah tersenyum gembira), partisipasi (tingkat keseriusan terhadap keluarga, pekerjaan, asmara dan hobi ), arti (mengembangkan kelebihan individu, mencapai target yang lebih tinggi daripada kita sendiri). Di antara ketiga unsur pokok tersebut, kegembiraan dari hidup bersenang-senang paling singkat. Seligman menuturkan, “Ini layak kita perhatikan, sebab ada begitu banyak orang mengejar kesenangan hidup sebagai tujuan hidup, tetapi, partisipasi dan arti jauh lebih penting daripada menikmati kesenangan.” Psikologi posistif juga berpendapat, bahwa titik pangkal kegembiraan manusia bisa disesuaikan dengan usaha sesudah lahir, orang-orang bisa mengubah taraf kegembiraan dari sifat kepribadian bawaan. Namun, sesungguhnya bagaimana baru bisa membuat kita lebih gembira?

Cara Kongkrit Merasa Bahagia

Dengan berdasarkan hasil penelitian psikolog Sonja Lyubomirsky dari Universitas California AS, dikemukakan 8 cara konkret yang bisa dilaksanakan oleh setiap orang untuk mendapatkan kebahagiaan.

1. Merasa berterimakasih: setiap minggu catat 3-5 peristiwa yang membuat anda merasa berterimakasih. Hal ini bisa berupa peristiwa umum misalnya bunga Pioni anda telah bersemi, bisa juga berupa hal yang lebih memiliki arti penting seperti anak-anak mulai belajar berjalan.

2. Selalu berbuat kebaikan: bisa dilakukan dengan melihat keadaan misalnya saat antri, biarkan orang yang mengejar waktu antri di depan anda. Bisa juga dilakukan secara reguler misalnya, setiap minggu tetapkan mengantar makan malam pada tetangga yang berusia lanjut. Berbuat baik terhadap teman atau orang tak dikenal, bisa membuat diri kita merasa dermawan, memiliki kemampuan, sekaligus bisa mendapat balasan senyum, pujian dan kebaikan hati orang lain. Semua ini bisa membuat orang merasa gembira.

3. Mencicipi kenikmatan: perhatikan hal ihwal yang indah, misalnya merasakan manisnya buah strawberry, hangatnya sinar mentari. Psikolog menyarankan, tidak ada salahnya menjadikan hari-hari yang indah seperti foto yang “terukir dalam benak”, dan di kenang kembali di saat merasa sedih.

4. Ada yang membimbing: Jika ada orang yang membimbing ketika hidup anda di persimpangan jalan (mengalami masalah), harus segera mengucapkan terimakasih. Semakin mendalam semakin baik, dan sebaiknya diri pribadi yang menyampaikan ucapan terimakasih.

5. Belajar memaafkan: terhadap orang yang melukai hati dan melakukan kekilafan pada anda, tepis jauh-jauh kegusaran dan dendam kebencian anda dan kirim surat kepadanya sebagai tanda memaafkan. Jika tidak bisa memaafkan orang lain akan membuat diri kita berkutat pada tumpukan kebencian dan memendam pembalasan di hati, memaafkan bisa membuat anda terus maju ke depan.

6. Cinta keluarga dan sahabat: puas atau tidak terhadap hidup, sebenarnya tidak besar kaitannya dengan harta, gelar bahkan kesehatan. Faktor yang paling penting adalah hubungan antar manusia yang kokoh. Perbanyak meluangkan waktu dan fokuskan pada kerabat dan sahabat.

7. Merawat tubuh: cukup tidur, olahraga, rentangkan 4 anggota badan dan selalu tersenyum bisa memperbaiki suasana hati untuk sementara. Jika kerap melakukan hal seperti ini akan memberi rasa puas terhadap hidup anda.

8. Menahan diri jika dilanda nasib buruk: dalam kehidupan pasti ada kesulitan yang tak terhindarkan. Keyakinan beragama dapat membantu anda melaluinya. Dan sejumlah kepercayaan lain non-agama juga bisa membantu. Misalnya keyakinan bahwa, “Persoalan pasti berlalu”. “Hal apapun akan membuat saya menjadi lebih kuat.” Kuncinya terletak pada, anda mesti percaya pada Tuhan, yang Maha Tinggi.